NAMA : NATASHA BANU DESTA
KELAS: R8K
NPM : 201414501428
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap penjajahan di dunia tidak ada yang dibenarkan karena pada
dasarnya penjajahan adalah perampasan terhadap hak asai manusia atas
bangsa yang dijajah. Indonesia pernah dijajah oleh 4 bangsa, yaitu :
Portugis, belanda, inggris dan bangsa jepang. Penjajah yang paling lama
menjajah Indonesia adalah bangsa belanda, yaitu selama 350 tahun.
Selama ratusan tahun rakyat Indonesia hidup dalam tekanan
penderitaan. Kebebasan kita dirampas, disiksa, dicuri kekayaan alamnya,
diperas tenaganya hanya untuk kepentingan penjajah. Selama itu pula
bangsa kita hidup dalam kebodohan, tidak bisa menentukan nasib dan masa
depannya juga anak cucunya.
Berbagai penderitaan dana ancaman yang dialami oleh rakyat Indonesia
selama dijajah telah menimbulkan kesadaran, membangkitkan semangat
untuk bersatu padu berjuang mengusir kaum penjajah demi mencapai
kemerdekaan. Seluruh rakyat Indonesia dari berbagai suku berjuang secara
kedaerahan untuk bebas dari penjajahan. Termasuk didalamya adalah kaum
guru. Sebagian dari mereka turut berjuang di garis depan membela erah
putih, dan sebagian yang lainnya bersama masyarakat mendirikan dapur
umum dan persiapan makanan untuk para pejuang.
Setelah proklamasi dikumandangkan pada tanggal 17 agustus 1945.
Perjuangan rakyat Indonesia khususnya kaum guru tidak terhenti sampai
disitu. Mereka masih harus bersatu padu mempertahankan NKRI. Salah satu
komitmen kaum guru untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih
adalah mendirikan PGRI sebagai persatuan guru yang nantinya mendidik
tunas-tunas penerus kemerdekaan.
B. TUJUAN
Memahami sejarah perkembangan persatuan guru yang ada di Indonesia pada masa kolonial sampai sekarang
C. RUMUSAN MASALAH
1. bagaimana perkembangan PGRI dari masa kolonial sampai dengan saat ini?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Persatuan Guru Di Indonesia
PGRI dibentuk bukan secara spontan ataupun tanpa tujuan. Sebelum
Persatuan Guru Republik Indonesia ini diresmikan, pada tahun 1912 telah
berdiri PGHB (persatuan Guru hindia belanda). Kenggotaan PGHB meliputi
semua guru tanpa memandang ijazah, status, tempat bekerja, keyakinan,
agama dan lain sebagainya. Anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru
Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan
Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping
PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan
yang lainnya.
Salah satu kegiatan PGHB yang menonjol dibidang sosial ialah
didirikannya perseroan asuransi “bumi putra” langsung dibawah pimpinan
PGHB. Ketua PGHB pertama dan pendiri perseroan asuransi “bumi putra”
tersebut adalah Sdr. Karto hadi soebroto. Perseroan tersebut akhirnya
berdiri sendiri lepas dari kaitan gerakan kaum guru.
Persatuan guru itu akhirnya mengalami perpecahan karena masalah
ijazah, status, lapangan kerja, dan lain sebagainya. Mulai 1919 lahirlah
berbagai organisasi guru yaitu diantaranya PGB, PNB, PGD,PGAS dan
banyak lagi yang lain. Organisasi yang tebentuk menjadi bersifat
kelompok dalam bentuk federasi. Mulai muncul suatu gagasan untuk
mengaktifkan kembali PGHB agar terwujud persatuan guru yang utuh. Pada
tahun 1932 berganti nama nya menjadi PGI (persatuan Guru Indonesia).
Namun ternyata juga masih belum berhasil menolong keadaan. Perubahan ini
mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang
mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.
Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa
Indonesia. Lalu pada jaman pendudukan jepang di Indonesia, praktis tidak
ada satu pun organisasi masyarakat yang tampil kecuali organisasi
bentukan Jepang. Segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan
Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Di tahun 1945, menjelang proklamasi kemerdekaan dan sesudah
proklamasi kemerdekaan, segenap masyarakat khususnya guru berjuang
merebut kekuasaan pemerintah dari tangan tentara jepang dan
mempertahankan serta menegakkan kemerdekaan dari tentara kolonial
belanda. Disaat memuncaknya gerakan Revolusi inilah dalam kongres guru
di Indonesia diadakan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945 PGRI
lahir di gedung Somoharsono, pasar pon, surakarta.
B. Kelahiran PGRI
Disaat memuncaknya Gelora Revolusi, maka pada tanggal 25 – 25
November 1945 dibukalah Kongres PGRI ke-1 di Surakarta. Tepanya di
Gedung somaharsana (pasar pon), van deventer school (sekarang SMP negri 3
Surakarta). Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana
persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya
antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng
Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.
Organisasi PGRI yang baru lahir itu bersifat Unitaristik, independen
dan non partai politik. Keanggotaannya tanpa memandang perbedaan
ijazah, status, tempat bekerja, jenis kelamin, keyakinan agama dan lain
sebagainya. Hakekat berdirinya PGRI disimpulkan sebagai berikut :
a. PGRI lahir karena hikmah proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945 dan juga merupakan manifestasi aspirasi kaum
guru indonesia. Untuk mengambil bagian dan tanggung jawab sesuai dengan
bidang dan profesinya sebagai pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita
kemredekaan.
b. PGRI mempunyai komitmen kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 45.
c. PGRI berbatang tubuh suatu organisasi berlandaskan proklamasi,
suatu organisasi pemersatu kaum guru. Juga merupakan suatu wahana untuk
kepentingan kaum guru, bagi pengembangan profesi, pendidikan pada
umumnya serta pengabdian kepada tanah air dan bangsa.
d. PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, dan
mewariskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 secara terus menerus
kepada setiap generasi bangsa Indonesia.
PGRI berhsil mengadakan dua kali kongres yaitu kongres II dan
kongres III. Pada kongres II 21- 23 November 1946, disampaikan tuntutan
kepada pemerintah, yaitu :
Sistem pendidikan didasarkan pada kepentingan nasional :1. Gaji guru
supaya tidak dihentikan2. Diadakan Undang-undang Pokok perburuhan
Pada tanggal 27-29 Februari 1948 diadakan kongres III Hasil kongres
itu menegaskan PGRO memiliki haluan dan sifat perjuangan yang jelas,
yaitu ,mempertahankan NKRI, meningkatkan pendidikan dan pengajaran
nasional sesuai dengan falsafah pancasila dan UUD 45, dan tidak bergerak
dalam lapangan politik atau non partai politik.
Melalui Kongres PGRI II di Surakarta dan Kongres PGRI III di Madiun,
PGRI telah menggariskan haluan dan sifat perjuangannya yaitu :1.
Mempertahankan NKRI.2. Meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional
sesuai dengan falsafah negara pancasila dan UUD 1945.3. Tidak bergerak
dalam lapangan politik (non politik).4. Sifat dan siasat perjuangan PGRI
: a. Bersifat korektif konstruktif terhadap Pemerintah. b. Bekerja sama
dengan serikat-serikat buruh/pekerja lainnya. c. Bekerjasama dengan
badan-badan lainnya, [artai politik, organisasi pendidikan, badan-badan
perjuangan.5. Bergerak di tengah-tengah masyarakat.
Kongres PGRI II tahun 1946 di Surakarta dan kongres PGRI III tahun
1948 di Madiun yang dilaksanakan saat memuncaknya perjuangan bangsa
Indonesia menentang penjajahan kolonial Belanda yang berusaha menentang
kembali daerah jajahannya di indonesia. Dengan liciknya Kolonial Belanda
melaksanakan politik adu domba, memecah belah bangsa dan wilayah
Indonesia dengan maksud melemahkan semangat perjuangan rakyat Indonesia.
C. Perjuangan PGRI Periode 1945-1950
Perjuangan organisasi bertitik berat pada perjuangan menegakkan dan
menyelamatkan kemerdekaan sebagaimana kondisi umumnya. Waktu itu
kehidupan organisasi PGRI mulai menyebar ke pelosok-pelosok. Usaha
pengisian pendidikan mulai dilaksanakan dengan bernafaskan peralihan
dari pendidikan yang bersifat kolonial ke pendidikan nasional.
Sebagai media organisasi , pada tahun 1948 mulai diterbitkan guru
sasana yang kemudian menjadi “suara Guru”, sampai sekarang. Dibidang
luar negri pada tahun 1948 sudah ada kerjasama denagn NEA (national
Education Association) persatuan guru-guru Amerika dan WCOTR (organisasi
Guru Profesi sedunia) pada tahun 1950. Setelah pengakuan kedaulatan RI
oleh pemerintah belanda tercipta suasana baru dalam perkembangan PGRI.
Penyatuan kembali PGI di indonesia timur, jawa timur dan pasundan kepada
PGRI berjalan lancar.
Memasuki tahun 1950-an PGRI sangat aktif memberikan
kontribusinyaterhadap pembangunan dan pentaan sistem pendidikan yang
carut murut. sebagai peninggalan maa sebelumnya zaman kolonial Belanda,
masa kedudukan jepangdan zaman refolusi fisik. selama zaman peride ini
PGRI sebagai organisasi sangat kompak, kuat an para pengurusnya maupun
anggotanya memiliki visi yang sama mengenai organisasi serta
perjuanganya. Praksi antar pengurus dan sebagai kelompok kepentingan
atau interestgroups) belum lama muncu periode ini kalaupun ada friksi
masih sebatas persaingan inter organisasi yang dapat mudah diselesaikan
secara interen pula. Para pengurus dan anggota disibukan oleh
angenda-agenda pembangunan organisasi (misalnya Pembukaan
Komisariat-komisariat Daerah) dan pemecahan masalah-masalah pendidikan
yang mendesak. PGRI , misalnya sangat aktif mempelopori perumusan konsep
pendidikan nasional, terlibat dalam gerakan pemberantasan buta huruf,
dan upaya mengatasi kekurangan guru.
Lahir ditengah bau mesiu dan dentuman merian takala tentara
sekutu/NICA berusaha kembali menguasai Indonesia. PGRI menyuarakan
bagian dari kekuatan bangsa yang berusaha mempertahankan negara
proklamasi. Nasionalisme dan pratriotisme sangat kental mewarnai
saat-saat PGRI. Selama revolusi fisik 1945-1949 memomentum itu terus
dipertahnkan terbukti dari keterlibatkan PGRI sebagai organisasi dan
para anggotnya dalam memperjuanglan bangsa. Sebagai penghormatan kepada
guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78
Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari
Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun. Semoga PGRI, guru, dan
bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada tahun 1912 telah berdiri PGHB (persatuan Guru hindia belanda).
Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula
organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Lalu pada jaman pendudukan jepang di Indonesia, praktis tidak ada
satu pun organisasi masyarakat yang tampil kecuali organisasi bentukan
Jepang. Segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru
Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Pada tanggal 25 – 25 November 1945 dibukalah Kongres PGRI ke-1 di
Surakarta. Tepanya di Gedung somaharsana (pasar pon), van deventer
school (sekarang SMP negri 3 Surakarta). Pada konngres itu disepakati
berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di
seluruh Indonesia.
Perjuangan organisasi PGRI pada periode 1945-1950 menitik beratkan
pada perjuangan menegakkan dan menyelamatkan kemerdekaan sebagaimana
kondisi umumnya Usaha pengisian pendidikan mulai dilaksanakan dengan
bernafaskan peralihan dari pendidikan yang bersifat kolonial ke
pendidikan nasional.
B. SARAN
1. PGRI lahir dengan semangat kemerdekaan yang kuat. Semoga hal itu
bisa menjadi pondasi yang kukuh dalam mempertahankan semangat proklamasi
sehingga dapat membrikan pengajaran yang terbaik.
2. Sebaiknya profesi guru harus dijunjung tinggi karena telah banyak pengorbanan-pengorbanan yang terjadi.
Daftar Pustaka
http://www.pgri.or.id/Sejarah.html
http://tunas63.wordpress.com/2008/11/28/sejarah-singkat-lahir-pgri-persatuan-guru-republik-indonesia/